Where Can We Start?

by Ms. Veronica

Pertanyaan ini selalu muncul dibenak orang tua dan kami yang selalu berusaha memahami anak. Memahami bagaimana dan seperti apa awal mula sesuatu akan lebih memudahkan kita untuk menghindari sesuatu ataupun mencari jawaban akan permasalahan yang sedang terjadi. Hal ini yang selalu menjadi dasar para ilmuan untuk membuat sebuat teori atau mengungkapkan gagasannya. Dalam hal ini tumbuh kembang anak. Yes. Banyak yang masih bingung untuk bagaimana cara memulai memahami tumbuh kembang anak-anak. 


Berdasarkan hasil observasinya, Dr. Maria Montessori mengemukakan adanya 4 “rencana” dalam tumbuh kembang anak atau yang di sebut “Four Planes of Development”. Pemahaman ini dirasa akan lebih memudahkan kita untuk memahami dari mana seharusnya kita memulai. Beliau membagi menjadi 4 kelompok usia yaitu;Infancy / Early Childhood (Ages 0 - 6), Childhood (Ages 6 - 12),Adolescence (Ages 12 - 18),danMaturity (Ages 18-24).

Resource : https://actonacademycolumbus.com/blog/Montessori-stages-development-infancy

Penjabaran bagan ini bisa diakses langsung lewat internet, untuk saat ini saya mau berfokus pada rencana pertama atau Infancy / Early Childhood. Kata “pertama” dalam proses tumbuh kembang anak sudah dimulai dari usia 0 tahun. Pada bagan diatas Dr. Maria Montessori secara spesifik menjabarkan 0 – 6 tahun merupakan bagian yang disebut sensitive period. Pada masa ini anak akan melihat, mengobservasi, menerima hingga menyerap semua informasi yang diberikan melalui senses mereka. Untuk itu masa ini sangat sangat krusial.

Anak mulai peka akan 11 hal di masa ini seperti; peka akan pergerakan, bahasa, tertarik dengan objek kecil, kebutuhan akan urutan, musik, bentuk dan bunyi huruf, menulis, membaca, pola matematika, kontrol emosi, dan waktu khusus untuk kelekatan. Hal-hal ini nantinya akan berkaitan dengan bagaimana anak akan bereaksi pada tahap perkembangan berikutnya. Terkadang orang tua lupa pentingnya mejaga hal hal tersebut saat didepan anak. Perlu diketahui orang tua, bahwa semua ilmuan percaya bahwa setiap tahap perkembangan harus dilewati satu persatu dan jika tidak anak akan melewati hal tersebut diusia yang bukan seharusnya memfokuskan hal-hal yang sudah dipaparkan diatas. Dampaknya banyak kita temui orang dewasa yang merasa punya “unfinish business” atau mungkin mereka belum memahami dirinya sendiri, karna sejatinya orang ini masih mencari tahapan yang “terlewat” dari dalam dirinya. Oleh sebab itu Dr. Maria Montessori menggunakan kata “sensitif” pada konsep ini. 

Dimasa sekarang pun banyak hal yang secara tidak sengaja dilupakan; seperti kontak fisik antara ibu dan anak, dongeng yang dibacakan untuk menstimulus aspek bahasa anak, kontak mata saat berbicara, rutinitas makan malam bersama atau kumpul bersama, pembahasan mengenai emosi yang sehat dan lain sebagainya. Terkadang kita sebagai orang tua dan guru suka fokus dengan banyak hal seperti tanggung jawab, karir, dan ambisi. Cuman kita suka lupa untuk life at the moment with our kids. Kita lupa kasih 100% pikiran dan hati kita ketika lagi sama anak dan kita suka lupa kalo anak bisa ngesanse apa yang lagi kita kawatirkan. Seperti kita panik anak akan juga panik, kita kesel anak juga kesel, jadi sebelum kita sebagai orang dewasa kesal dengan anak yang suka nangis, atau emosinya tidak stabil, mari cek gimana kondisi orang dewasa disekitar anak itu. 

Anak bereaksi akan apa yang mereka serap, jadi penting untuk kita berikan bahan serapan yang baik ditahap pertumbuhannya. Fokus dengan apa yang kita lakukan, yang kita berikan, yang kita ucapkan, yang kita sentuh, yang kita arahkan pada anak, buat saya menjadi langkah pertama untuk kita bisa on track dan pantau perkembangan anak kita lebih baik lagi. Saya selalu merasa perlu untuk memisahkan diri saya untuk berlaku dan bersikap berbeda ketika bersama anak.  Saya sebagai guru terus mencoba untuk bisa langsung fokus dan “berubah” ketika masuk kekelas dengan minset waktu dan hatiku untuk anak. Kita semua perlu seperti ini. Kenapa kita bisa merubah suara kita ketika menganggkat telpon dan mengubah nada dan cara bicara kita saat telepon itu usai? Karna kita punya kontrol dan peka akan situasi yang tengah terjadi. Kita perlu punya minset ini ketika bersama anak.

Setiap proses kita mendampingi anak dalam tahapan tumbuh kembangnya kita harus punya kontrol dan peka akan situasi yang tengah berlangsung. Jangan setengah-setengah tapi 100% full. Buat saya ini akan membantu kita dalam memahami dan mulai membantu anak dalam “sensitive period” mereka. 

Previous
Previous

Spiritual Embryo

Next
Next

Planes Of Development